Bismillah, Ahlan wa Sahlan di website Program S-1 Al Binaa >> Program Studi Ilmu Hadits (ILHA) - Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI) - Ilmu Al Quran dan Tafsir (IQT)

Pendidikan Berkualitas untuk Peradaban yang Bermartabat

Dalam sebuah peradaban, manusia dihadapkan pada berbagai kategori manusia berdasarkan tingkat pengetahuan dan kesadaran mereka terhadap ilmu. Imam Ghazali, melalui karyanya Ihya’ Ulumiddin (1/59), serta Abu Thalib al-Makki dalam Qut al-Qulub (2/394), menggarisbawahi empat golongan manusia menurut Al-Khalil ibn Ahmad:

  1. Orang yang tahu dan menyadari dirinya tahu, ialah sosok yang berilmu dan layak dijadikan panutan.
  2. Orang yang tahu tetapi tidak menyadari dirinya tahu, diibaratkan seperti orang yang tertidur, dan karenanya perlu dibangunkan.
  3. Orang yang tidak tahu, namun menyadari ketidaktahuannya, adalah mereka yang mencari petunjuk, yang patut dibimbing.
  4. Orang yang tidak tahu, tetapi tidak menyadari ketidaktahuannya, yakni golongan yang harus dihindari karena sifat degilnya.

Golongan keempat menjadi cerminan bahaya yang nyata di tengah era kemudahan akses informasi. Mereka sering kali menganggap dirinya benar, padahal jauh dari kebenaran. Dalam konteks pendidikan, kondisi ini menjadi alarm penting. Jika pendidik—baik secara sadar maupun tidak—menyampaikan ilmu yang keliru, maka dampaknya berbahaya, terutama dalam membentuk generasi penerus bangsa.

 

Pentingnya Pendidik Berkualitas

Peran pendidik tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan keyakinan siswa. Akan tetapi, kita sering menyaksikan fenomena di mana mahasiswa, alih-alih menjadi pembela akidah dan syariat, justru terjebak dalam pemikiran yang merusak. Hal ini menjadi sangat ironis ketika seorang pendidik justru menyebarkan paham yang bertentangan dengan kebenaran ilmiah maupun nilai-nilai luhur.

Penyebaran pandangan seperti “semua agama sama-sama benar” atau “Al-Qur’an hanyalah produk budaya” adalah contoh nyata dari bahaya salah tafsir yang dapat merusak akidah. Al-Qur’an, sebagai wahyu Allah, memiliki metode penafsiran yang jelas, jauh dari pendekatan yang hanya berbasis budaya.

 

Peradaban yang Berdiri di Atas Ilmu

Ilmu yang benar menjadi fondasi kokoh peradaban. Kesadaran akan kebodohan adalah langkah awal menuju pencerahan. Dengan demikian, menjadi penting bagi setiap individu untuk berada setidaknya di golongan ketiga—yakni mereka yang menyadari ketidaktahuannya dan aktif mencari ilmu.

Kualitas pendidikan harus menjadi prioritas. Pendidik yang berkualitas bukan hanya menyampaikan materi dengan benar, tetapi juga mampu menjadi teladan moral dan intelektual. Dengan cara ini, pendidikan mampu melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga beradab.

Semoga kita semua terhindar dari golongan manusia yang keempat. Mari bergerak menuju peradaban yang lebih baik dengan memastikan bahwa pendidikan di setiap jenjang dijalankan oleh pendidik yang berintegritas dan berkompetensi tinggi. Sebab, hanya dengan pendidikan berkualitas, kita dapat membangun peradaban yang bermartabat.

Dilihat : 4