Menghubungkan Islamisasi dengan Pendidikan:
Pentingnya Menanamkan Adab

 

Dalam konteks Islamisasi, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Namun, pendidikan yang benar bukan hanya tentang menanamkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan adab. Adab dalam Islam mencakup tiga hal utama: ilmu, iman, dan amal. Ketiga elemen ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Allah berfirman tentang akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

“Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al Qalam; 4)

 

Pengertian Adab dalam Islam

Adab adalah perilaku yang mencerminkan ilmu pengetahuan yang tinggi, keimanan yang kuat, dan budi yang baik. Orang yang beradab adalah orang yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.  Termasuk dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‌إِنَّ ‌مِنْ ‌إِجْلَالِ ‌اللَّهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ، وَحَامِلِ الْقُرْآنِ غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ وَالْجَافِي عَنْهُ، وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ

“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah adalah menghormati seorang muslim yang beruban (sudah tua), menghormati ahli Alquran yang tidak berlebih-lebihan padanya dan tidak juga menjauh serta acuh kepadanya, serta memuliakan penguasa yang adil.” (HR. Abu Dawud)

 

Pentingnya Adab dalam Pendidikan

Ilmu dalam Islam tidak dicari untuk ilmu itu sendiri, atau untuk memperindah dan membanggakan diri di hadapan makhluk. Ilmu adalah sarana menuju kebaikan dan ketakwaan yang dengannya seorang Muslim layak mendapatkan kemuliaan di sisi Allah dan kebahagiaan abadi.” Imam Al-Thsawri berkata:

إنَّما يُتَعَلَّمُ العلم ليُتَّقَى به الله

“Sesungguhnya ilmu dipelajari untuk bertakwa kepada Allah.” Ubay bin Ka’b berkata:

تَعَلَّمُوا العلمَ واعْمَلُوا به، ولا تَتَعَلَّمُوه لتَتَجَمَّلوا به، فإنَّه يوشك إنْ طالَ بكم زمانٌ أن يُتَجَمَّلَ بالعلم كما يَتَجَمَّلَ الرَّجل بثوبه

“Pelajarilah ilmu dan amalkanlah, dan jangan mempelajarinya untuk memperindah diri, karena akan datang suatu masa di mana ilmu digunakan untuk memperindah diri seperti seseorang memperindah dirinya dengan pakaiannya.”

Ilmu adalah sarana dan bukan tujuan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَن سَلَكَ طريقًا يلتمس فيه علمًا، سَهَّل اللهُ له طريقًا إلى الجنَّة

“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.’ (HR Tirmidzi: 2646)” Jadi, ilmu adalah sarana dan jalan menuju surga, dan hal ini hanya dapat dicapai dengan mengamalkan ilmu tersebut. Imam Ibnu Al Qayyim berkata:

العَمَل لقاح العلم، فإذا اجتمعا كان الفلاح والسَّعَادة، وإنِ انْفَرَدَ أحدهما عنِ الآخر لم يفد شيئًا

“Amal adalah penyempurna ilmu. Jika keduanya bersatu, maka akan tercapai keberhasilan dan kebahagiaan. Namun, jika salah satunya terpisah dari yang lain, maka tidak akan ada manfaatnya.” Al-Khatib al-Baghdadi dalam kitabnya yang berharga “Iqtidha’ al-‘Ilm al-‘Amal” berkata:

ثمَّ إنِّي أوصيكَ يا طالبَ العلم بإخلاص النِّيَّة في طَلَبه، وإجهاد النَّفس على العمل بموجبه، فإنَّ العلمَ شجرة، والعملَ ثمرة، وليس يُعَدُّ عالمًا مَن لم يكن بعلمه عاملاً، فلاَ تأنسْ بالعمل ما دمْتَ مستوحشًا منَ العلم، ولا تأنسْ بالعلم ما كنتَ مُقَصِّرًا في العمل؛ ولكنِ اجْمَع بينهما وإن قَلَّ نصيبكَ منهما، وما شيء أضعف مِن عالم تَرَكَ النَّاسُ علمَه لفساد طريقته، وجاهلٍ أَخَذَ النَّاس بجهله لنظرهم إلى عبادته

“Kemudian, aku menasihatimu, wahai pencari ilmu, untuk mengikhlaskan niat dalam mencarinya dan berusaha keras untuk mengamalkan apa yang telah dipelajari. Sesungguhnya ilmu itu adalah pohon, dan amal adalah buahnya. Tidak dianggap sebagai seorang alim (berilmu) orang yang tidak mengamalkan ilmunya. Jangan merasa nyaman dengan amal jika kamu masih merasa asing dengan ilmu, dan jangan merasa nyaman dengan ilmu jika kamu masih lalai dalam beramal. Namun, gabungkanlah keduanya meskipun bagianmu dari keduanya sedikit. Tidak ada yang lebih lemah dari seorang alim yang ditinggalkan orang karena buruknya perilakunya, dan seorang jahil (bodoh) yang diikuti orang karena melihat ibadahnya.”

Demikianlah para ulama menggambarkan korelasi yang sangat kuat antara ilmu dan amal yang terwujud dalam adab keseharian. Nasehat para ulama tersebut mengingatkan kita bahwa mengejar ilmu pengetahuan saja tanpa mengamalkannya dapat membuat seseorang hanya berfikir teoritis. Islam adalah agama yang menekankan praktik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pendidikan harus mencakup pengajaran adab agar ilmu yang diperoleh dapat diamalkan dengan baik.

 

Kesimpulan

Menghubungkan Islamisasi dengan pendidikan berarti memastikan bahwa pendidikan tidak hanya fokus pada pengetahuan akademis tetapi juga pada pembentukan karakter melalui adab. Dengan demikian, kita dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga berakhlak mulia.