Sedekah dan infak merupakan bagian integral dari ajaran Islam, mencerminkan nilai-nilai kepedulian dan solidaritas sosial. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أحبُّ الأعمال إلى الله عز وجل سرورٌ تُدخلُه على مسلم، أو تكشف عنه كُربةً، أو تطردُ عنه جوعاً، أو تقضي عنه ديناً
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Azza wa Jalla adalah kebahagiaan yang engkau masukkan ke dalam hati seorang Muslim, atau engkau menghilangkan kesulitannya, atau engkau mengusir rasa laparnya, atau engkau melunasi hutangnya.” (shahih At Targhib wa At Tarhiib). Diantara pelajaran dari hadits ini adalah kedudukan sedekah di sisi Allah. Namun, sering kali muncul pertanyaan: dengan apa kita bersedekah dan kepada siapa? Pertanyaan ini telah dijawab oleh Allah dalam Al-Qur’an.
Dengan Apa Saya Bersedekah dan Kepada Siapa?
Allah Ta’ala menjelaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 215:
يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ۗ قُلْ مَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ
“Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, “Harta halal apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan (dan membutuhkan pertolongan).” Kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.” (Al-Baqarah: 215). Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa sedekah itu dikeluarkan dari harta yang halal (min khairin). Harta itu diinfakkan kepada:
- Kedua orang tua: Sebagai bentuk bakti dan penghormatan.
- Kerabat: Untuk mempererat tali silaturahmi.
- Anak-anak yatim: Yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang.
- Orang-orang miskin: Yang memerlukan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
- Orang yang dalam perjalanan: Yang mungkin menghadapi kesulitan di perjalanan mereka.
Bagaimana Saya Bersedekah?
Pertanyaan ini juga dijawab oleh Allah dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 219:
يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ۗ قُلِ الْعَفْوَۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَۙ
“Mereka (juga) bertanya kepadamu (tentang) apa yang mereka infakkan. Katakanlah, “(Yang diinfakkan adalah) al ‘afwu (kelebihan dari apa yang dibutuhkannya).” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berpikir.” Ayat ini menjelaskan cara bersedekah yang tepat, yaitu:
- Berikan dari kelebihan harta (al-‘afw)
- Jangan berlebihan sehingga menyebabkan kesulitan bagi diri sendiri dan keluarga
- Berikan dengan tulus dan ikhlas
Pelajaran dari Rangkaian Ayat
Dari ayat-ayat tersebut kita dapat memahami bahwa:
- Sedekah harus dilakukan secara proporsional dan tidak berlebihan.
- Kepedulian sosial sangat penting dalam Islam.
- Allah Ta’ala menghargai kebaikan dan kesabaran hamba-Nya.
Kesimpulan
Sedekah dan infak merupakan ibadah yang mulia dan sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan memahami siapa yang berhak menerima sedekah dan bagaimana cara bersedekah yang tepat, kita dapat meningkatkan kesadaran sosial dan memperkuat ikatan komunitas. Mari kita menjadikan sedekah sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari kita.